Kehidupan manusia di dunia ini hanya bersifat sementara dan senantiasa berubah-ubah. Suatu saat mengalami kebahagiaan, namun di saat yang lain ia akan mengalami kesedihan.
Demikian pengantar khotbah yang akan disampaikan Wakil Kepala SD PK Muhammadiyah Solo, Ustad Wahyu Widodo SAg di Mesjid Al Iman, Manahan, Solo, Jumat (25/1) siang ini.Seorang muslim yang beriman, lanjutnya, meyakini Allah SWT menciptakan kehidupan di dunia ini tidak kekal dan akan musnah di Hari Kiamat nanti. Oleh karena itu, ia akan bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan bersabar ketika mendapat musibah. “Artinya semua keadaan di dunia memberikan nilai kebaikan bagi orang beriman. Itulah yang dikagumi Rasulullah dari orang yang beriman, semua sisi kehidupannya bernilai kebaikan dan membuahkan pahala dari Allah SWT,” jelasnya.Ketika seorang manusia menyadari hal itu, kata Ustad Wahyu, sudah sepantasnya jika seorang muslim selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon kepada-Nya agar dibukakan hati untuk selalu bersyukur dan bersabar menghadapi ujian kehidupan yang datang silih berganti.“Sayangnya, terkadang manusia lebih senang mendapatkan ujian kehidupan berupa kenikmatan di dunia dan sebaliknya merasa sedih ketika mendapat ujian kehidupan berupa musibah. Padahal kehidupan di dunia ini tidak selamanya penuh kenikmatan dan membahagiakan, suatu saat pasti akan berubah,” tegasnya.Kekuatan besarKeadaan yang tidak menyenangkan seperti sakit, kekurangan, bencana alam dan sebagainya akan menjadi penderitaan bagi orang yang tidak beriman. Sebaliknya bagi orang yang beriman (mukmin), keyakinan kepada kekuasaan Allah SWT memberikan kekuatan yang besar untuk bersabar dalam menghadapi musibah. Dikatakan dia, Rasulullah bersabda, “Tidak ada musibah yang menimpa seorang mukmin, walaupun hanya tertusuk duri bahkan lebih dari itu, kecuali Allah SWT tingkatkan derajatnya dan dihapuskan dosanya,” (HR Muslim).“Ada beberapa hal yang menjadikan seorang mukmin teguh dan tegar dalam menghadapi musibah. Salah satunya karena ia mengetahui, Allah SWT memberikan keutamaan kepadanya,” ungkap Ustad Wahyu.Ia menambahkan, Allah SWT berfirman, “Berilah kabar gembira kepada orang yang tunduk patuh, yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah SWT gemetar hati mereka dan sabar terhadap apa yang menimpa mereka,” (QS Al Hajj: 34-35). Selain itu, lanjutnya, ketegaran itu juga muncul karena muslim itu mengetahui, Allah SWT akan rida terhadap kesabaran mereka. Rasulullah bersabda, “Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan berbagai cobaan. Siapa yang rida menerimanya, dia akan memperoleh keridaan Allah SWT. Dan barangsiapa yang murka (tidak rida), dia akan memperolah kemurkaan dari Allah SWT,” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).Dalam sebuah Hadis Qudsi diterangkan, “Aku (Allah SWT) senantiasa berada di samping hamba-Ku yang berbaik sangka dan Aku tetap bersamanya selama dia tetap ingat kepada-Ku,” (HR Bukhari-Muslim).Seorang mukmin, ujarnya, juga akan senantiasa meminta pertolongan kepada Allah SWT dalam menghadapi musibah, tidak kepada yang lain. Hal ini sebagaimana perintah-Nya.- ewt

Related Post:

0 comments :

Posting Komentar

Silakan dikomentari ya sahabat. Klik subscribe by email untuk notifikasi balasan. Terimakasih.